Mungkin raga mereka terpenjara. Tapi tidak dengan jiwanya. Tubuhnya memang tak dapat menjelajah dunia. Tapi melalui buku mereka mengenal dunia. Mereka memiliki hak sama dengan kita. Butuh informasi, motivasi, mengasah religi, sekedar rekreasi maupun menambah skill. 13 tahun sudah Perpustakaan Kota Magelang bersinergi dengan Lapas (Lembaga Pemasyarakatan). Dengan layanan dropping buku, Perpustakaan Kota Magelang meminjamkan buku secara berkala kepada Lapas kelas II A Magelang untuk dikelola dan dipinjamkan kepada tahanan dan narapidana. Menurut Tri Yoga, pegawai Lapas yang mengkoordinir urusan perpustakaan mengungkapkan “Warga Lapas membutuhkan hiburan berupa bacaan. Ada yang membaca kitab suci, buku motivasi, agama, eletro, pertanian dan lainnya. Tapi minat tertinggi tetap pada buku fiksi.” Lapas sudah memiliki perpustakaan dan koleksi sendiri, namun masih dalam jumlah terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan waga Lapas, dilaksanakan layanan Dropping buku. Dengan layanan ini, dapat menambah bacaan baik secara kuantitas maupun kualitas dan tetap up to date karena ditukar secara berkala. Meski secara fisik terpenjara, namun mereka masih berhak untuk tetap mendapatkan akses informasi dan pengetahuan. Dengan literasi, harapannya mereka mendapatkan motivasi diri dan memperkuat ilmu agama untuk berubah menjadi lebih baik. Membaca dapat menjadi kesibukan yang bermanfaat di tengah waktu luang mereka.
Sodikun, PNS Perpustakaan Kota Magelang saat melakukan layanan dropping (11/12) membawa buku-buku yang disesuaikan kebutuhan warga Lapas, seperti psikologi, agama, sosial, tekhnik, ketrampilan dan fiksi. “Semoga buku-buku ini dapat menambah ketrampilan untuk bekal saat kelak mereka menghirup udara luar.” Kata Sodikun. (mungki)